PERSPEKTIF INTERAKSIONAL
Perkembangan ilmu komunikasi berkembang sangat pesat
dengan kemajuan teknologi. Pakar
Komunikasi yang bernama Berlo (1975) mengatakan bahwa zaman sekarang merupakan zaman revolusi khususnya
di bidang komunikasi karena komunikasi
tergantung oleh karena kemajuan akan teknologi yang sangat maju dan berkembang
pesat. Fakta yang sangat menunjukan fenomena tersebut adalah adanya ledakan
informasi yang tersebar dengan cepat secara luar biasa.
Teknologi ini telah dikembangkan kepada
tingkat massa perkembangan sistem komputer (misalnya system ERIC) untuk
menyimpan dan juga mencari kembali informasi secara cepat dan sistematis. Sebenarnya,
ERIC merupakan suatu mekaninsme untuk dapat mengatasi masalah yang berurusan
dengan komputer itu.Perkemabangan Teknologi ini juga menambah kemudahan untuk
dibawa dan membawa informasi sehingga pada tiap tahun makin banyak orang
menerima dan member informasi dengan sangat cepat.Hal ini yang kita tidak dapat
dielakkan tentang komunikasi pada masa revolusi perkembangan teknologi yang
membuat pemahaman komunikasi menjadi lebih sulit tetapi menjadi lebih
menentukan pada masa masyrakat kontemporer .
Karakteristik dari Perspektif Interaksionisme ,
yaitu terdiri dari:
1.
Hakikat diri.
Persperktif interaksional
lebih menonjolkan sikap keagungan dan nilai individlah yang paling utama dari factor
lainnya. Manusia dikatakan memilik esensi kebudayaan dalam dirinya, saling
berhubungan dengan masyarakat, dan juga buah pikiran sendiri. Bentuk dari interaksi
sosial itu dimulai dan juga berakhir dengan adanya pertimbangkan dari diri
manusia. Inilah karakteristik yang utama dari perspektif ini.
2.
Hakikat Lambang.
Arti
dari lambang ini sepenuhnya lebih tergantung kepada kemampuan individu didalam
menempatkan dirinya dalam peranan sebagai “orang lain” , umumnya masyarakat
lebih akan bertanya pada dirinya sendiri tentang bagaimana kiranya orang lain
akan dan harus memberikan respon seandainya jika dia berada pada situasi yang
sama.
3.
Hakikat Tindakan Manusia.
Perspektif
interaksional lebih memungkinkan individu untuk dapat melihat dirinya sendiri tentang
bagaimana orang-orang melihat tentang dirinya . Supaya dapat menjadi objek
penafsiran diri, maka diri tersebut harus meninggalkan dirinya supaya dapat
melakukan penafsiran ini, yaitu, individu lebih mengasumsikan proses penafsiran
oleh orang lain supaya dapat menentukan dirinya. Jadi, individu tersebut
mengambil peran orang lain yang ada di luar dirinya yang lebih terlihat dalam
penafsiran sama persis yang dia lakukan kepada setiap objek yang lain, baik itu
objek fisik maupun objek sosial.
4.
Hakikat Tindakan Sosial.
Ciri
yang khas dan penting dari tindakan sosial ini adalah tentang penjelasan
mengapa tindakan kolektif itu dapat terbentuk. Tindakan yang secara
kolektif ini bukanlah suatu produk dari kekuatan ataupun sebuah pengaruh
lingkungan, tetapi lebih diarenakan oleh individu-individu yang menyelaraskan
atau mencocokkan tindakan mereka dengan tindakan yang di lakukan oleh individu
orang lain.
Dalam Perspektif interaksional ini, komunikasi yang monolog lebih mengandung pandangan
mekanistis tentang bagaimana seseorang sedang melakukan sesuatu tentang orang - orang lain. Perspektif interaksional ini sendiri lebih banyak mengundang diskusi dan beberapa gejolak daripada menghasilkan berbagai penelitian-penelitian
empiris. Terebih lagi, jika perspektif interaksionisme ini dapat menimbulkan
kepekaan dan juga kesadaran yang tinggi kepada kalangan masyarakat
ilmiah, oleh sebab itu masyarakat ilmiah inilah mereka akan merasa kekurangan perspektif yang seperti dulu yaitu bersifat tradisional.
Contoh rekayasa pembelajaran :
Mila, seorang mahasiswa yang sedang memberitahukan
masalah tentang BBM kepada temannya yaitu Angeline Falencia . DIa
memberitahukan bahwa harga BBM premium akan turun bulan Maret mendatang. Disisi
lain, ternyata Angeline Falencia juga memikirkan hal yang sama seperti Mila
yaitu penurunan harga BBM premium.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar