Jumat, 29 September 2017

TRADISI KOMUNIKASI (Sosiokultural)

Tradisi Sosiokultural

Pada Tradisi Sosiokultural, pendekatan tradisi in terhadap teori komunikasi telah menunjukkan berbagai cara dan pengertian kita kepada makna, peran, norma dan juga peraturan secara interaktif didalam komunikasi. Tradisi sosiokultral ini berasal dari kajian antropologi yang mengatakan bahwa komunikasi dapat berlangsung didalam konteks budaya tertentu karena komunikasi dipengaruhi dan juga mempengaruhi kebudayaan yang ada di suatu masyarakat.

Gagasan yang utama dari tradisi ini adalah memfokuskan diri kepada bentuk interaksi antarindividu daripada karakteristik antarindividu. Interaksi adalah sebuah proses dan juga tempat pemaknaan, peraturan , peran serta nilai budaya setempat. Meskipun individu telah memproses informasi tersebut secara kognitif, tradisi ini tidaak tertarik kepada komunikasi antarindividu. 
Premis dari tradisi ini adalah ketika seseorang berbicara, maka mereka sesungguhnya sedang mencerna dan mengartikan kembali sebuah budaya. Sebagian besar orang beranggapan bahwa kata yang keluar pastinya mencerminkan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Pandangan kita terhadap realitas terbentuk oleh bahasa yang kita gunakan sejak lahir

Ahli bahasa dari Universitas Chicago yaitu Edwar Sapir dan Benyamin Lee Whorf adalah seorang pelopor tradisi sosiokultural. Hipotesis yang menjadi rujukannya adalah struktur bahasa pada suatu budaya yang menentukan apa yang orang pikirkan dan juga lakukan. Dapat difikirkan bagaimana seseorang dapat menyesuaikan dirinya dengan realitas yang ada tanpa menggunakan suatu bahasa karena bahasa hanya semata-mata dipergunakan untuk mengatasi suatu persoalan yang behubungan komunikasi atau refleksi. Dari hipotesis ini, dapat disimpulkan bahwa proses berpikir dan cara kita memandang dunia sudah dibentuk oleh bahasa yang kita sering gunakan.

Secara fungsional, bahasa dijadikan alat bersama untuk mengungkapkan suatu gagasan karena bahasa bisa dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Bahasa diungkapkan dengan kata-kata dan kata-kata tersebut sering diberi arti arbiter (semaunya). Contoh; terhadap buah pisang, orang Sunda menyebutnya cau dan orang Jawa menyebutnya gedang.
Secara formal, bahasa merupakan semua kalimat yang dapat dibuat menurut peraturan bahasa. Setiap bahasa dikatakan mempunyai tata bahasanya tersendiri. Contoh: sebuah kalimat dalam bahasa Indonesia yang berbunyi “dimana saya dapat menukar uang ini?”, maka akan ditulis dalam bhasa Inggris “where can I Change some money?”

Variansi didalam Tradisi Sosiokultural
Tradisi sosiokultural memiliki variasi dari sudut pandang yang bersangkutan yaitu :
1)   Paham interaksi simbolis (symbolic interactionism).Berasal dari kajian sosiologi yang menekankan bahwa pentingnya observasi dari partisipan didalam kajian komunikasi dalam mengeksplorasi hubungan sosial. 
2)   Pandangan konstruktivisme social ( the social construction reality) . adalah sebuah pandangan yang menjelaskan bagaimana pengetahuan manusia dapat dibentuk dengan interaksi sosial. 
3)   Sosiolinguistik atau kajian bahasa dan budaya. Sebagaimana kita bisa mengetahui manusia dengan bahasayang di gunakannya secara berbeda didalam kelompok budaya maupun kelompok sosial yang berbeda.
4)  Etnografi, Etnografi melihat bentuk komunikasi yang di pergunakan didalam suatu kelompok sosial, kata yang digunakan, dan maknanya  sebagaimana makna tersebut  terbagi di dalam keragaman perilaku, visual dan respons audio.
5)  Paham etnometodologi adalah observasi yang cermat akan perilaku yang kecil didalam situasi yang nyata.





Sumber :
Online

Nadjib , Supadiyanto E.A. (2012) Review Tradisi – tradisi Teori Komunikasi , Diakses Selasa . 26 September 2017 dari
http://www.kompasiana.com/supadiyanto/review-i-tradisi-tradisi-teori-komunikasi_55009b1ca33311c56f511952

Lanny. (2013). 7 Tradisi dalam Komunikasi. Diakses pada Selasa . 26 September 2017 dari
http://lannylameanda.blogspot.co.id/2013/09/7-tradisi-dalam-komunikasi.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar