TRADISI FENOMENOLOGI
Pengertian Fenomenologi
Sebagai salah satu tradisi dari komunikasi
adalah fenomenologi, fenomenologi ini memfokuskan komunikasi sebagai pengalaman
dari diri sendiri dan orang lain didalam sebuah dialog. Istilah fenomenologi ini
berasal dari bahasa Yunani yang di kenal dengan “phainomenon” yang
artinya “apa yang tampak” dan juga logos yang artinya studi. Fenomenologi
lebih memandang masalah yang terjadi di komunikasi, seperti hal nya juga dengan
tradisi semiotika dan berkembang didalam kesenjangan berbagai sudut pandang yang
subjektif yang mengatakan bahwa seseorang tidak dapat langsung mengalami kesadaran dan potensi untuk
memahami intersubjektif yang terbatas. Perspektif dari tradisi fenomenologi adalah bagaimana
seorang manusia dapat mencari pengalaman di dunia dengan menjadikan kesadaran
sebagai sebuah ilmu/pengetahuan. Dalam tradisi ini
pengalaman seseroang dijadikan sebuah objek untuk pembentukan sebuah
pengetahuan yang baru. Kesimpulannya tradisi fenomenologi menjadikan pengalaman
hidup sebagai pengetahuan. Maksudnya adalaha
prefektif bagaimana seseorang akan mempercayai apa yang dilihatnya dan di
jadikan sebuah pengalaman baru dan juga dimana sebuah fenomena yang sedang terjadi
merupakan sebuah proses dari fenomenologi yang dimana fenomena ini akan dimaknai
sebagai sebuah konstruksi di dalam masyaraka t
luas.
Menurut Creswell (1998), Pendekatan tradisi
ini lebih kea rah menunda semua penilaian tentang sikap. Penundaan ini biasa dikenal
dengan sebutan epoche (jangka waktu). Konsep dari epoche ini adalah membedakan
wilayah data dengan interpretasi sang peneliti. Konsep epoche ini sudah menjadi
pusat dimana peneliti dapat menyusun dan mengelompokkan berbagai dugaan awal
tentang fenomena supaya dapat dimengerti oleh responden.
Asumsi Dasar Tradisi Fenomenologi
Fenomenologi memiliki beberapa asumsi dasar. Menurut
ahli Mark P. Orbe melalui buku Encyclopedia of Communication Theory,
tradisi fenomenologi ini memiliki 5 asumsi dasar, yaitu:
1. Penolakan terhadap beberapa gagasan tentang para peneliti yang
dapat bersikap objektif dikarenakan Para ahli fenomenologi percaya jikalau
pengetahuan tentang esensi hanya bisa dapat dilakukan dengan beberapa
cara mengasah yang berkaitan debngan asumsi yang telah ada sebelumnya dengan
suatu proses yang sudah ada dalam tradisi fenomenologi yaitu epoche.
2. Bahwa pemahaman yang mendalam
terhadap sifat dan arti dari hidup terletak pada analisis praktik kehidupan
yang dilakukan oleh manusia dalam kesehariannya.
3. Eksplorasi manusia yang
bertentangan dengan individu adalah hal sangat penting dalam fenomenologi.
Manusia dipahami melalui berbagai cara yang unik sebagaimana mereka
merefleksikannya melalui keadaan sosial, budaya, dan sejarah kehidupannya.
4. Bagaimana semua manusia
dikondisikan kedalam sebuah proses penelitian. Para peneliti fenomenologi lebih
tertarik untuk mengumpulkan berbagai pengalaman sadar dari manusia yang sudah
dianggap penting dengan intepretasi seorang individu.
5. Fenomenologi merupakan sebuah
metodologi yang berorientasi kepada penemuan yang dengan spesifik dan tidak
menentukan tentang apa yang akan menjadi temuannya.
Tipe-tipe Tradisi Fenomenologi
Terdapat
berbagai macam tradisi fenomenologi, yaitu :
· Fenomenologi
eksistensial – merupakan studi yang menitikberatkan kepada kehadiran orang
termasuk pengalaman manusia dan kebebasan untuk menentukan suatu pilihan atau
tindakan didalam suatu situasi.
· Fenomenologi
historis generative – merupakan suatu studi yang mempelajari tentang bagaimana kita
memaknai sesuatu yang kita temui didalam pengalaman kemudian digeneralisasikan
ke proses historis pengalaman sepanjang waktu
· Fenomenologi
genetic – merupakan studi yang mempelajari tentang asal mula dari makna dalam
berbagai hal yang sudah berada didalam pengalaman itu sendiri
· Fenomenologi hermeneutik – merupakan studi
yang mempelajari berbagai struktur intepretatif tentang pengalaman, dan juga bagaimana
kita dapat memahami dan mengikutsertakan pengalaman tersebut ke berbagai hal di
sekitar kita
· Fenomenologi konstitutif naturalistik – lebih
menekankan tentang kesadaran kita mengambil berbagai hal mengenai alam dan
asumsi bahwa sikap alami kita berasal dari alam
· Fenomenologi realistik – studi
yang membahas pada pencarian esensi universal tentang berbagai hal contohnya
tindakan manusia, motif, dan diri sendiri.
· Fenomenologi konstitutif transendental –
merupakan studi yang mempelajari tentang suatu objek yang dikonstitusikan kedalam
kesadaran transcendental
Ciri – Ciri Teori Fenomenologi
Tradisi Fenomenologi mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
1. Fenomenologi berkecenderungan lebih untuk menentang dan meragukan
apa yang sudah diterima sebelum melalui pengamatan terlebih dahulu
2. Fenomenologi cenderung lebih menentang naturalisme
3. Fenomenologi cenderung lebih membenarkan pandangan dan presepsi kepada pengertian yang dimana kesadaran akan kebenaran dan bagaimana yang diperlihatkan dengan terbuka dan jelas
4. Fenomenologi lebih cenderung untuk tidak mempercayai
objek didalam dunia kultural dan natural tetapi objek yang ideal.
5. Fenomenologi lebih cenderung untuk tetap memegang teguh sebuah prinsip
dimana peneliti harus memfokuskandiri supaya dapat menemukan
permasalahakan sebagaimana yang sudah di arahkan oleh objek.
6. Feneomenologi lebih cenderung mempersoalkan tentang benar atau tidaknya dari pengertian suatu istilah untuk menjadi
sangat berguna atau sangat mungkin di lakukan.
Sumber :
Online
https://mirayashmine.wordpress.com/2011/01/10/tujuh-tradisi-dalam-teori-komunikasi/
http://lannylameanda.blogspot.co.id/2013/09/7-tradisi-dalam-komunikasi.html
http://khoirunnisarima.blogspot.co.id/2015/12/jenis-jenis-tradisi-fenomenologi.html