Sabtu, 21 Oktober 2017

TEORI KOMUNIKASI (Tradisi Fenomenologi)

TRADISI FENOMENOLOGI

Pengertian Fenomenologi
Sebagai salah satu tradisi dari komunikasi adalah fenomenologi, fenomenologi ini memfokuskan komunikasi sebagai pengalaman dari diri sendiri dan orang lain didalam sebuah dialog. Istilah fenomenologi ini berasal dari bahasa Yunani yang di kenal dengan “phainomenon” yang artinya “apa yang tampak” dan juga logos yang artinya studi. Fenomenologi lebih memandang masalah yang terjadi di komunikasi, seperti hal nya juga dengan tradisi semiotika dan berkembang didalam kesenjangan berbagai sudut pandang yang subjektif yang mengatakan bahwa seseorang tidak dapat  langsung mengalami kesadaran dan potensi untuk  memahami intersubjektif yang terbatas. Perspektif dari tradisi fenomenologi adalah bagaimana seorang manusia dapat mencari pengalaman di dunia dengan menjadikan kesadaran sebagai sebuah ilmu/pengetahuanDalam tradisi ini pengalaman seseroang dijadikan sebuah objek untuk pembentukan sebuah pengetahuan yang baru. Kesimpulannya tradisi fenomenologi menjadikan pengalaman hidup sebagai pengetahuanMaksudnya adalaha prefektif bagaimana seseorang akan mempercayai apa yang dilihatnya dan di jadikan sebuah pengalaman baru dan juga dimana sebuah fenomena yang sedang terjadi merupakan sebuah proses dari fenomenologi yang dimana fenomena ini akan dimaknai sebagai sebuah konstruksi di dalam masyarakat luas.
Menurut Creswell (1998), Pendekatan tradisi ini lebih kea rah menunda semua penilaian tentang sikap. Penundaan ini biasa dikenal dengan sebutan epoche (jangka waktu). Konsep dari epoche ini adalah membedakan wilayah data dengan interpretasi sang peneliti. Konsep epoche ini sudah menjadi pusat dimana peneliti dapat menyusun dan mengelompokkan berbagai dugaan awal tentang fenomena supaya dapat dimengerti oleh responden.

Asumsi Dasar Tradisi Fenomenologi
Fenomenologi  memiliki beberapa asumsi dasar. Menurut ahli Mark P. Orbe melalui buku Encyclopedia of Communication Theory, tradisi fenomenologi ini memiliki 5 asumsi dasar, yaitu:

1.    Penolakan terhadap beberapa gagasan tentang para peneliti yang dapat bersikap objektif dikarenakan Para ahli fenomenologi percaya jikalau pengetahuan tentang esensi hanya bisa dapat dilakukan dengan beberapa  cara mengasah yang berkaitan debngan asumsi yang telah ada sebelumnya dengan suatu proses yang sudah ada dalam tradisi fenomenologi yaitu epoche.

2.     Bahwa pemahaman yang mendalam terhadap sifat dan arti dari hidup terletak pada analisis praktik kehidupan yang dilakukan oleh manusia dalam kesehariannya.

3.     Eksplorasi manusia yang bertentangan dengan individu adalah hal sangat penting dalam fenomenologi. Manusia dipahami melalui berbagai cara yang unik sebagaimana mereka merefleksikannya melalui keadaan sosial, budaya, dan sejarah kehidupannya.

4.      Bagaimana semua manusia dikondisikan kedalam sebuah proses penelitian. Para peneliti fenomenologi lebih tertarik untuk mengumpulkan berbagai pengalaman sadar dari manusia yang sudah dianggap penting dengan intepretasi seorang individu.
5.     Fenomenologi merupakan sebuah metodologi yang berorientasi kepada penemuan yang dengan spesifik dan tidak menentukan tentang apa yang akan menjadi temuannya.

Tipe-tipe Tradisi Fenomenologi
Terdapat berbagai macam tradisi fenomenologi, yaitu :
·        Fenomenologi eksistensial – merupakan studi yang menitikberatkan kepada kehadiran orang termasuk pengalaman manusia dan kebebasan untuk menentukan suatu pilihan atau tindakan didalam suatu situasi.
·        Fenomenologi historis generative – merupakan suatu studi yang mempelajari tentang bagaimana kita memaknai sesuatu yang kita temui didalam pengalaman kemudian digeneralisasikan ke proses historis pengalaman sepanjang waktu
·        Fenomenologi genetic – merupakan studi yang mempelajari tentang asal mula dari makna dalam berbagai hal yang sudah berada didalam pengalaman itu sendiri
·        Fenomenologi hermeneutik – merupakan studi yang mempelajari berbagai struktur intepretatif tentang pengalaman, dan juga bagaimana kita dapat memahami dan mengikutsertakan pengalaman tersebut ke berbagai hal di sekitar kita
·        Fenomenologi konstitutif naturalistik – lebih menekankan tentang kesadaran kita mengambil berbagai hal mengenai alam dan asumsi bahwa sikap alami kita berasal dari alam
·        Fenomenologi realistik –   studi yang membahas pada pencarian esensi universal tentang berbagai hal contohnya tindakan manusia, motif, dan diri sendiri. 
·        Fenomenologi konstitutif transendental – merupakan studi yang mempelajari tentang suatu objek yang dikonstitusikan kedalam kesadaran transcendental

Ciri – Ciri Teori Fenomenologi
Tradisi Fenomenologi mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
1. Fenomenologi berkecenderungan lebih untuk menentang dan meragukan apa yang sudah  diterima sebelum melalui  pengamatan terlebih dahulu
2. Fenomenologi cenderung lebih menentang naturalisme
3. Fenomenologi cenderung lebih membenarkan pandangan dan presepsi kepada pengertian yang dimana kesadaran akan kebenaran dan bagaimana yang diperlihatkan dengan terbuka dan jelas
4. Fenomenologi lebih cenderung untuk tidak mempercayai objek didalam dunia kultural dan natural tetapi objek yang ideal.
5. Fenomenologi lebih cenderung untuk tetap memegang teguh sebuah prinsip dimana peneliti harus memfokuskandiri supaya dapat menemukan permasalahakan sebagaimana yang sudah di arahkan oleh objek.
6. Feneomenologi lebih cenderung mempersoalkan tentang benar atau tidaknya dari pengertian suatu istilah untuk menjadi sangat berguna atau sangat mungkin di lakukan. 

Sumber :
Online 
https://mirayashmine.wordpress.com/2011/01/10/tujuh-tradisi-dalam-teori-komunikasi/
http://lannylameanda.blogspot.co.id/2013/09/7-tradisi-dalam-komunikasi.html
http://khoirunnisarima.blogspot.co.id/2015/12/jenis-jenis-tradisi-fenomenologi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar